Kemarin
kapan gitu lupa, saya sempatkan maen ke sebuah toko buku yang lokasinya di Ring
Road Utara. Yap ! Toko buku Toga Mas. Sebenernya gak ada rencana sih mau
kesini. Pas lewat Ring Road tiba-tiba mak
nyuk belok kesini.
Pas
masuk kedalem langsung nyosor ke rak buku Science. Statistik, Kimia Murni,
Biokimia, Patofisiologi kedokteran, dan selanjutnya dan selanjutnya. Hmmm ..
sepertinya saya khilaf. Beralihlah kaki secara otomatis menuju bagian novel. Hahaaa.
Waaah sekian lama absen dari dunia per-buku-an, novel banyak banget yang baru.
Sampai bingung mau pilih yang mana, ini udah kayak milih jodoh aja. *abaikan*
Lalu
tertujulah mata saya pada salah satu buku yang tidak terlalu tebal bersampul
warna kuning yang mengambang di atas kali. Weiks ! Maap OOT. Di covernya ada
tulisan “bukan novel”. Hanjuk opo dong ? Tapi setelah baca sinopsisnya, wah
lumayan juga nih buku. Buku ini berlatar belakang suasana di sudut kota gudeg,
Jogja. Isinya ingan, tapi sarat akan kritik sosial. Dengan pemikiran yang njawani, kita diperlihatkan pada
fenomena era digital yang kini sudah menggeser nilai unggah-ungguh. Give applause
for “ Urip Mampir Nge-charge” !! *keplok-keplok*
Buku
karya Mas @pyofatman ini mengkritik kemajuan jaman yang begitu cepat hingga
mulai meninggalkan nilai nilai leluhur. Kalimatnya terkesan tidak menggurui,
namun langsung mak jleb. Hal ini
karena jalan cerita yang di setting di sebuah angkringan dengan pemiliknya yang
terkesan ndeso namun begitu
menjunjung tinggi kearifan lokal. Seperti pada bagian filosofi cangkul, dimana
bagiannya terbagi menjadi 4. Salah satu yang paling saya ingat adalah bagian Bawak, yaitu besi bagian bawah. Bawak
bisa berarti “urip iku kudu ngobahke awak”. Kurang lebih artinya, kita hidup
harus menggerakkan badan, dalam artian terus beraktifitas, melakukan sesuatu, berusaha
dan bekerja, agar terus dapat hidup. Bukan dengan bermalas-malasan, dan
berharap kemewahan yang terjun bebas dari langit.
Beberapa
scene obrolan di sebuah angkringan dalan “bukan novel” ini membuat saya
tersadar bahwa banyak hal yang kita lewatkan, gaesss. Berikut ini salah satu
quote yang oke menurut saya :
“Kecepatan
laju teknologi terkadang terasa telah melampaui laju kecepatan rotasi bumi,
membuat waktu berlalu begitu cepatnya. Dunia maya telah ada diantara dunia
nyata, suka tidak suka, mau tidak mau harus diterima. Kekuatannya memang besar
sehingga kekuatannya sulit untuk dibendung.”